Saya awalnya sering lihat Baso Mawar ini kalau lewat Jalan Cihampelas. Dan saya selalu bilang ingin coba, tapi ga kesampean-kesampean. Sampai pada akhirnya ada suatu food festival di Sumbersari Junction, dan Baso Mawar ini buka stand disana. Waktu itu sih saya sudah kekenyangan makan yang lain, tapi suami belum dan pingin banget coba dan akhirnya beli lah satu porsi dengan mie kuning. Dan wow kesan pertama langsung berbekas di hati. Nanti saya kasih tau kenapa ya. Langsung deh pulang gereja hari Minggu depannya kita mampirin ke restauran-nya yang terletak di Jalan Cihampelas.
Dari depan terlihat kaya kedai bakso mewah gitu ya. Saya biasa agak skeptis dengan restoran-restoran yang me-mewah-kan makanan biasa. Karena suka ga sebanding antara rasa dan harga. Ya ga sih? Mungkin karena itu juga ya awalnya walaupun sering lihat dan bilang ingin coba tapi lupa terus mau coba hehe. Untung kali ini kita sempet coba dulu waktu food festival itu.
Sama kaya penampakan dari luar, di dalamnya pun restauran baso ini pun terkesan menengah karena rapi dan bersih sekali. Meja dan kursi-kursinya pun kokoh dan terasa bagus.
Di sebelah kiri dari pintu masuk ada kasir dan dapurnya, yang masih terlihat sangat rapi, bersih, dan apik. Uniknya, bagian depan meja kasirnya dilapisi kayu dan diberi hiasan roda, sehingga sedikit memimik gerobak bakso.
Saya kemudian ke kasir dan melihat-lihat menunya. Pilihan makanan utama yang disajikan hanya ada 4 macam, dan uniknya, masing-masing nama menunya mengkorporasikan kata ‘mawar’ di dalamnya. Contohnya, kita bisa pesan ‘Sebut Saja Dia Mawar’ untuk 4 bakso + pilihan mie/bihun/kwetiau + tetelan + dorokdok. Untuk yang ingin basonya saja, bisa pesan ‘Mawar Saja’ yang isinya ada baso isi 6 + tetelan + dorokdok. Atau bagi yang doyan ceker, bisa pesan ‘Mawar Ceker Kuah’ yang isinya 8 ceker + tetelan + dorokdok. Satu-satunya menu utama yang tidak ada kata ‘mawar’-nya adalah Baso Goreng. Ya iya juga sih, masa mau dinamain mawar goreng? Haha. Selain itu, kita juga bisa menambah ekstra isinya. Ekstra 3 baso, misalnya, tinggal tambah Rp 10.000,00 saja.
Saya dan suami masing-masing pesan seporsi ‘Sebut Saja Dia Mawar’. Suami pilih dengan mie kuning, dan saya pilih dengan kwetiau. Berhubung kita berdua ga ada yang doyan tetelan, jadi kita request tanpa tetelan. Buat yang belum tau, tetelan adalah bagian daging sapi yang sebenarnya merupakan sisa daging yang melekat pada tulang. Daging ini berupa campuran daging, urat, lemak dan sebagainya. (Source: Wikipedia) Ga lama menunggu, pesanan kita datang. Ternyata berhubung kita ga pake tetelan, baksonya ditambah satu.
Mungkin sudah pada bisa menebak dari fotonya, kalau mie kuningnya bukan yang keriting yang umumnya kita lihat di mie bakso lain. Bukan juga mie kuning pipih atau mie glosor seperti kebanyakan mie kuning yang ada di mie bakso di Bandung. Mie-nya ini lurus, dan kalau dimakan ga sekenyal mie keriting atau mie telur, tapi juga ga selembek dan selicin mie glosor. Mie kuningnya sedikit mirip ramen kalau menurut saya. Dan sesuai katanya di menu, pesanan kita juga datang dengan dorokdok.
Kwetiau-nya, seperti kwetiau pada umumnya, berwarna putih. Ketipisan dan lebarnya pun standard. Which is the kind of kwetiau that I like. Karena suka ada restauran yang kwetiau-nya potongannya ga rata dan lebarnya agak besar. Saya lebih suka yang tipis dan lebarnya standard seperti ini. Kwetiau-nya rasanya enak, ga dimasak terlalu matang banget sampai lembek, atau kurang dimasak sampai masih kerasa bau tepungnya.
Saya, setiap makan bakso, itu selalu suka kalau ditambah saos sambal dan kecap manis. Ratio-nya lebih banyak saos sambal dibanding kecap manis. Tapi masalahnya, saos sambal di restauran-restauran baso itu suka menyeramkan kelihatannya. Ada yang warnanya pucat banget, ada yang teksturnya gerenjel-gerenjel ga mulus. Apalagi, saya ini generasi yang sering dicuci otak tentang betapa bahayanya produksi saos sambal abal-abal itu. Nah tapi di Baso Mawar ini, saos sambalnya terlihat bagus baik dari warna ataupun teksturnya. Ditaroh di botol plastik gitu sih, jadi gatau juga merk apa. Tapi terlihat mulus dan bagus dan seperti saos sambal kita di rumah, makanya saya berani pakai.
Selain itu saya juga suka menambah asam ke kuahnya, entah dengan jeruk nipis (kalau disediakan) atau cuka. Berhubung ini disediakan jeruk nipis, jadi kali ini pakai jeruk nipis.
Nah berikut ini foto kwetiau saya setelah saya tambahkan saos sambal + kecap manis + jeruk nipis.
Waktu terakhir kita kesana, saya sempat beli yang ‘Mawar Saja’, atau satu porsi basonya saja. Karena pesannya ga pake tetelan juga, saya dapat ekstra satu baso, jadi total ada 7 baso dalam satu porsi.
Basonya sendiri, walaupun terlihat mirip, ternyata ada dua : baso halus dan baso urat. Bisa dilihat dari foto di atas, antara baso halus dan baso urat tidak terlalu jauh berbeda. Dari teksturnya pun tidak terlalu berbeda jauh. Baso uratnya bukan tipe yang uratnya besar-besar yang garing waktu digigit. Kedua basonya keempukannya pas. Tidak terlalu garing dan tidak terlalu lembek. Dan rasanya pun enak, pas banget.
Nah, yang paling bikin enak dan spesial dan waw itu kuahnya. Yang bikin waktu awal nyobain di food festival kita langsung waw dan memutuskan sampai mengunjungi restaurannya dan kemudian balik lagi dan lagi itu terutama adalah kuahnya. Bisa dilihat dari foto-foto di atas kalau kuahnya ga pelit sama daun seledri dan bawang goreng, which I really, really like. Tapi yang bikin kuahnya spesial banget adalah karena kuahnya wangi banget. Beraroma yang segar banget. Awalnya saya dan suami pikir kuahnya pakai jeruk atau daun jeruk. Tapi akhirnya saya kepo dan tanya ke pegawainya. Ternyata di kuahnya itu mereka pakai daun ketumbar atau coriander. Pantas segar banget aromanya. Apalagi bercampur sama daun seledri juga. Beuh, segar banget deh. Dan walaupun dikasih daun ketumbar, rasa kuahnya pun tetap enak, ga ada rasa-rasa asing gitu. Suka banget parah, dan baru sekali juga nemu baso yang kuahnya wangi seger begini.
Jadi buat yang lagi di Bandung, sok lah dicobain ini baso enak banget, kuahnya seger banget. Tempatnya pun bersih, rapi, dan enak untuk ngobrol. Letaknya pun di tengah kota, di Jalan Cihampelas bagian bawah. Buka jam 10 pagi, tutup jam setengah 4 subuh. Jadi kalau subuh-subuh lapar bisa melipir kesini juga hehe.
—
Baso Mawar
Jl. Cihampelas No.36
Tamansari
Kec. Bandung Wetan
Kota Bandung
Jawa Barat
40116
Check out their website here and IG @basomawar.id
You must be logged in to post a comment.