Netflix’s The Chilling Adventures of Sabrina Review | Bahasa Indonesia

heytheregrace.com | The Chilling Adventures of Sabrina Review (Bahasa Indonesia)

(Image source from Dread Central)

 

Disclaimer : this is a subjective review. Also, spoiler alert.

 

Sinopsis

Sabrina lahir dari ayah yang merupakan seorang penyihir dan ibu yang adalah manusia biasa. Keduanya meninggal sewaktu Sabrina kecil, dan ia dibesarkan oleh kedua bibinya : Hilda dan Zelda, yang merupakan pengikut setan sejati. Mereka tinggal bersama sepupunya, Ambrose, yang sering membantu Sabrina. Walaupun demikian Sabrina pergi ke sekolah manusia biasa, Braxton High, dimana ia bertemu teman-teman dekatnya, Susie dan Ros, dan pacarnya, Harvey. Pada ulang tahunnya yang ke 16, Sabrina diharapkan untuk menulis namanya di buku setan (sign her name in the book of the devil, sounds familiar?), dan melupakan sisi hidupnya yang merupakan seorang manusia. Tapi Sabrina punya pandangan lain soal agama keluarganya ini dan menolak menyerah begitu saja kepada the Dark Lord.

 

Review

It’s actually so dark. Muka para pemerannya berbanding terbalik dengan gelapnya series ini. Ini set-nya di kota Greendale. Sounds familiar? Mungkin karena kamu pernah nonton Riverdale. Betul sekali, ini kota tetangganya Riverdale, dan mereka ada di universe yang sama. Tapi menurut saya ini a darker version of Riverdale.

Pertama nonton karena muka para pemainnya friendly dan cute banget, dikira bakal TV Series supernatural biasa gitu. Tapi ini ngga, this is as dark as the witches actually eat and feast on a human body. Saya ga pernah nonton Sabrina the Teenage Witch sih, tapi selama ini selalu baca kalau series itu fun dan ceria. Nah ini kebalikannya. Gelapnya, selain dari cerita, juga literally dari sinematografinya. Super dark I have to turn my screen brightness to the max. Bahkan kalau ceritanya lagi siang-siang gitu juga kaya mendung, persis Riverdale.

Dari sisi cerita, salah satu poin yang saya suka adalah ceritanya can get as dark as it gets (feasts on a human body, dan resurrect the death???), dan si Sabrina tokoh utamanya ini ga semacam pemeran utama lain yang selalu bisa mengatasi segala masalah. Nope, disini dia ngelakuin sesuatu yang melanggar hukum dan dilarang oleh semua orang (seperti umumnya tokoh utama lain), tapi disini itu jadi masalah dan konsekuensinya tetep ada dan harus dijalani. Ga magically yang dia lakukan dan melanggar hukum itu pada akhirnya malah berhasil dan dia jadi hero at the end of the story.

Dari segi tokoh, yang jadi Sabrina ini bikin kesel, atau sebenarnya tokoh Sabrina nya sih yang ngeselin. Atau dua-duanya. Sabrina ini selalu berpikir kalau dia punya jalan untuk semua permasalahan dan bisa trick her way through it. Walaupun di series ini, di akhir season dia kena batunya juga sih. But Kiernan Shipka as Sabrina is madly beautiful though, so beautiful that it’s hard to imagine that this show would be so dark. Di sisi lain, pemeran-pemeran pemuja setannya seperti Miss Wardwell dan Aunt Zelda karakternya kuat banget dan aktris-aktrisnya kuat banget meranin tokohnya. Jadinya karakter dan aktingnya berasa timpang banget dengan para pemeran mudanya yang cuma jadinya cuma keliatan melehe-melehe.

Selain itu, beberapa karakter juga yang berasa kurang di-eksplor. Misalnya para wicked sisters. Selain Prudence, mereka tuh jahat ga sih atau picik doang kah atau gimana. Lalu teman-teman Sabrina juga. Mereka punya kekuatan masing-masing (fortune telling dan talk to the death) tapi terus buat apa, berasa cuma filler aja di Season 1 ini. Tapi mungkin belum kerasanya karena ini baru Season 1 kali ya.

 

What I Like The Most

Bagaimana mereka menampilkan sisi religi yang lain, walaupun sesat sih memuja setan lol. Dan saya suka juga kalau film ini walaupun tokohnya masih remaja tapi bisa dark banget.

 

What I Dislike The Most

That Sabrina always thinks that she can find a loophole from the devil way and thinks she can get away from it.

 

Where to Watch

Netflix

 

My Final Rating

4/5

 

See the full list of my Netflix show rank here.