Waktu memutuskan untuk mampir di Borobudur di road trip bulan Agustus ini, kita langsung jatuh penasaran sama guest house satu ini pas lihat di Agoda. Mostly karena foto-foto yang di Agoda bernuansa industrial dengan dinding yang unfinished, dan dilengkapi dengan lukisan-lukisan di dindingnya. Terus langsung kita book karena harganya cukup terjangkau (waktu itu di bawah lima ratus ribu rupiah) dan kalau dilihat di peta, cukup jalan kaki aja ke pintu Borobudurnya.
Baca juga : Catching Sunrise in Borobudur [Road Trip Kemerdekaan Part 2]
Watu Agung ini terletak di jalan Jalan Badrawati Ngaran 1 (di Agoda) atau Gang Ngaran 1 (di Google), benar-benar dekat sekali dengan pintu keluar utama Candi Borobudur. Nah, beberapa minggu sebelum berangkat, saya iseng cek di Google Street karena ingin tahu kan sedekat apa dengan candinya. Dan pertama cari tuh ga ketemu karena tulisannya kecil banget ternyata dan bangunannya cuma terlihat seperti cafe aja.
Kita akhirnya telepon tanya nanti parkirnya gimana, karena kalau dari Google Street kelihatan sangat sempit. Tapi mas yang menjawab telepon bilang supaya tenang aja, tempat parkir pasti ada karena vila di sebelah itu masih satu grup.
Okelah, maka hari kedua itu kita berangkat dari Purwokerto menuju Magelang. Keuntungan udah intip di Google Street View sebelumnya adalah kita jadi tahu persis, beneran persis, guest house ini letaknya dimana.
Sampai disana, ruangan depannya itu ternyata memang cafe dan ada toko roti serta kue kering di sebelah kirinya. Di bagian belakang cafenya-lah kamar-kamarnya berada. Setelah check in di front office yang terletak di antara cafe dan guest house-nya, kita lalu diberi kunci untuk kamar kita. Disini juga masih pakai kunci beneran, bukan kartu seperti hotel pada umumnya sekarang.
Karena memang guest house, kamar disini tuh ga banyak, hanya ada sekitar 12 kamar, satu lorong aja. Dan di sepanjang lorongnya dipenuhi lukisan. Now, I don’t understand art at all. At all. Tapi ini terlihat sangat menarik dan cantik di mata saya.
Di bagian samping kiri dari lorong ini juga terdapat area outdoor yang bisa dipakai untuk ngobrol-ngobrol.
Begitu masuk kamar, kita langsung jatuh cinta beneran pada guest house ini. Kamarnya beneran sama cantiknya kaya yang di foto-foto di Agoda. Dindingnya unfinished, dan ada lukisan di atas ranjangnya.
Toiletnya pun bersih dan cukup nyaman dengan shower. Fasilitasnya ada AC, TV, toiletries lengkap, teko masak air beserta teh dan kopinya (bisa dilihat di gambar atas), juga sendal hotel.
Kemarin, di road trip ini kami berangkat berempat, dan kebetulan kamar kami terpisah agak jauh karena book-nya beda waktunya. Supaya lebih gampang, saya dan suami minta pindah ke kamar yang lebih dekat ke teman kami. Dan Mbak-nya baik banget kami dibolehin pindah. Lalu kita pindah ke kamar lain, yang isinya sama modelnya, kecuali lukisannya yang berbeda gambarnya. Tapi, setelah beberapa saat kami baru sadar kalau di kamar baru ini AC-nya mengeluarkan bunyi-bunyi seperti getaran di dalamnya (loh jadi puisi? haha) setiap beberapa saat. Awalnya kami pikir ah bunyi gitu doang nanti juga terbiasa. Namun ternyata setelah agak lama, jadi berpikir koq kayanya nantinya akan mengganggu ya waktu mau tidur. Pada akhirnya kami menyerah dan ke front office lagi untuk minta supaya pindah lagi ke kamar pertama tadi. Sungguh ku sangat tidak enak sama Mbak-nya, dan agak skeptis akan boleh, karena sudah agak lama setelah pindah kamar itu tuh. Tapi sumpah Mbak-nya baik sekali dan kita dibolehin balik lagi ke kamar asal! Terima kasih banyak yaaa 🙂
Malamnya, karena kami malas pergi cari makan akhirnya kami memutuskan untuk makan malam di cafe nya. Pilihan makanannya beragam nih, mulai dari masakan Indonesia, sampai ke Western dan Italia. Untuk rasanya, punya saya enak sih, saya suka. Enaknya pas dan ga berlebihan.
Tujuan awal kita ke Borobudur ini memang mau mengejar sunrise. Dari hasil pencarian di Google, kita tahu kalau mengejar matahari terbit itu cuma ada satu akses, yaitu melalui Manohara (dulunya resort, sekarang restaurant saja). Tiket masuknya harganya Rp 325.000,00 per orang (dapat snack dan teh/kopi). Waktu kita tanya ke Mbak di front office yang baik hati banget tadi soal sunrise ini, kita dikasih tau kalau ternyata Watu Agung menyediakan jasa pengantaran ke tempatnya dong! Harganya sama, ga ditambah-tambah. Jadi mereka akan belikan tiketnya dulu, lalu besok diantar ke tempat masuknya (Manohara Restaurant), dan dibantu diuruskan untuk masuknya. Kami senang sekali, jadi kan gausah repot untuk beli tiket dan mencari-cari lagi tempatnya ada dimana. Untuk pulangnya ga dijemput sih, tapi Watu Agung Guest House ini posisinya dekat sekali, jadi dengan jalan kaki dari pintu keluar utama aja akan cepat sampai.
Baca juga : Catching Sunrise in Borobudur [Road Trip Kemerdekaan Part 2]
Balik dari mengejar sunrise, kami lalu makan pagi. Untuk sarapannya disediakan mulai dari jam 6 sampai jam 10. Makanannya kita boleh pilih dari 4 menu : mie goreng, nasi goreng, American breakfast, atau sandwich. Saya pilih mie goreng, dan suami beserta dua teman kami lainnya pilih sandwich. Seperti juga yang semalam sebelumnya, rasanya pas enaknya di lidah saya. Ga berlebih dan ga kurang. Dan porsinya untuk mie goreng lumayan banyak!
Untuk minumnya boleh pilih antara teh atau kopi.
Di area restaurant-nya sendiri, Watu Agung ini punya area outdoor yang bersih. Saat itu masih pagi dan udaranya sejuk, jadi kita memutuskan untuk makan pagi di outdoor area ini.
Overall, pengalaman menginap di Watu Agung Guest House ini sangat menyenangkan. Mulai dari tempatnya didekorasi dengan sangat cantik, makan paginya oke, staff-nya super duper ramah-ramah semuanya, dan adanya servis untuk mengantar dan membantu kami untuk mengejar sunrise. Love banget! I will totally stay here again kalau ke Borobudur!
Berikut info kamar yang kami tempati:
Tipe kamar Standard Double Room
Harga Rp 479.999,00 per malam (sudah termasuk tax dan makan pagi, pay at property)
Book melalui Agoda.
—
Watu Agung Guest House
Jalan Badrawati Ngaran 01
Magelang
Jawa Tengan
Indonesia
56553
Phone : 085643648231
You must be logged in to post a comment.