Semenjak harus kurang-kurangin makan goreng-gorengan gara-gara kolesterolnya tinggi, suami dan saya jadi senang sekali makan rebus-rebusan. Padahal, dulu mah boro-boro doyan. Kemana-mana kalau bisa ga pake shabu-shabunya, kami selalu pilih paket yang ga pake shabu-shabu. Kaya waktu di Hachi Grill.
Baca juga: Hachi Grill Bandung Review : Makan Daging Sepuasnya Sampai Bingung | Hunting All You Can Eat
Nah di Bogor ini setiap pulang ke rumah mertua atau ke rumah orang tua saya, kita sering banget lewat Shabugram. Licik gitu ya tempatnya strategis sering dilewatin, bikin penasaran. Nah makin penasaran lagi waktu cerita ke Mama dan setelah Mama cari-cari tau, ternyata katanya makannya ditimbang! Baru sekali nih nemu shabu-shabu bayarnya ditimbang. Jadi waktu awal taun kemarin itu akhirnya kita meluangkan waktu buat coba makan malam disana.
Masuk-masuk kita langsung disediakan panggung dengan background tulisan Shabugram untuk foto-foto loh haha. Shabugram ini terdiri dari dua lantai. Tapi untuk pilihan makanan dan kasirnya adanya di lantai satu. Lokasinya langsung di sebelah kiri dari panggung untuk foto-foto tadi.
Pilihannya lumayan beragam. Mulai dari sayur-sayuran yang banyak macamnya. Ada kangkung, bayam, sawi, bayam ungu, caisim, selada air, dan lainnya. Bisa dilihat di foto di bawah sepanjang rak isinya sayur semua. Waktu pertama kami kesana ini ga ada brokoli, padahal suami doyan banget brokoli. Tapi waktu kedua kali kami kesana sih ada brokoli, jadi mungkin tergantung persediaan ya. Selain sayur, jamur-jamurannya pun lumayan beragam. Adik saya yang doyan sekali jamur sih cukup senang. Ada juga tauge, jagung, wortel, tofu, dan chikuwa, dan beragam bakso-baksoan.
Baksonya beragam sekali nih. Ada bakso urat, bakso halus, bakso ikan, bakso keju, bakso ayam.
Geser ke rak yang di sebelah sebelah kanan, isinya ada berbagai macam fish cake, udang, dan daging-dagingan. Di Shabugram ini selain bisa shabu-shabu atau rebus-rebusan, kita juga bisa minta dagingnya disiapkan untuk di-grill. Kalau yang untuk di-grill, nanti akan diberi saus khususnya dulu untuk di marinade.
Untuk karbohidratnya, bisa pesan nasi ataupun berbagai jenis mie yang disediakan. Kalau di foto di atas, adanya di rak paling atas. Ada mie kuning, mie telur, bahkan udon pun ada. Dan disediakan juga keju slice buat yang suka banget keju.
Setelah selesai pilih-pilih, lalu ditimbang deh untuk dibayar.
Harga per-gramnya waktu kita kesana Rp 225,00. Jadi dikali dengan gram berat makanan kita yang udah ditimbang. Tapi untuk nasi putih tidak termasuk dan harus pesan terpisah dengan harga Rp 8.000,00. Kemarin untuk makan berlima kita habis sekitar 400 ribu. Dan itu kita pesan lumayan banyak daging dan baksonya, plus pesan udon pula yang berat.
Di kasirnya kita juga ditanya butuh kompor berapa. Saya lalu balik tanya biasa itungannya gimana. Apakah satu kompor untuk berdua atau ada maksimum jumlah kompor untuk satu meja kah, atau bagaimana. Tapi terus dijawab bebas loh, terserah kita aja butuh berapa. Baik ya. Biasa antara sudah ditentukan atau ada maksimalnya.
Berhubung kita kesananya berlima, dan masing-masing punya preferensi makan sendiri (mama papa banyak ambil sayur-sayuran, adik saya banyak ambil fish cake, saya dan suami ambil banyak bakso) akhirnya kita minta 3 kompor untuk rebusannya. Untuk grillnya satu saja.
Untuk minumnya, disediakan teh hangat atau bisa juga minta es batu supaya bisa jadi es teh. Dan ini free of charge, ga bayar lagi. Tapi station minumnya adanya di lantai satu aja.
Nah Shabugram ini kan ada dua lantai. Tadinya kita galau karena si papa ingin makan di lantai dua, tapi makanan dan tempat minumnya cuma ada di lantai satu.
Tapi berhubung ini sudah bayar, belum tentu akan nambah makanan, akhirnya kita memutuskan untuk makan di lantai dua saja.
Lantai dua ini sebenarnya coffee shop-nya, jadi kursinya pun banyak sofa-sofanya. Dibandingkan dengan di lantai satu, lantai dua ini juga lebih banyak meja-meja panjangnya. Desain interiornya lumayan oke dengan hanging lights dan exposed bricks. Oh iya walaupun tempat refill minum dan pesan makanannya cuma ada di bawah, tapi kalau untuk station peralatan makan dan saos-saosan, di lantai dua ini juga disediakan. Jadi kalau tiba-tiba butuh piring tambahan atau mau nambah saos atau sambal atau bawang putih, bisa langsung ambil aja. Ga perlu minta tolong waiter-nya atau turun ke bawah.
Kebetulan waktu kita kemarin kesana lagi ada live band yang dijadwalkan tampil. Saya biasanya agak kurang suka dengan live band di tempat makan karena umumnya suaranya terlalu keras atau sound-nya sember. Mau makan sama keluarga atau teman sambil ngobrol jadi susah karena banyak ‘hah?’ atau ‘apa?’ berhubung ga kedengeran. Maka dari itu kemarin awalnya agak berat hati bakal ada live band, udah siap-siap bakal keberisikan.
Tapi kemarin ini pas band-nya mulai nyanyi, ternyata ngga begitu. Sound-nya ga sember dan ga sekenceng itu sampai ga bisa ngobrol. Pilihan lagunya pun bagus-bagus dan kebanyakan oldies. Mereka banyak bawain lagu-lagu jaman orang tua saya yang sering banget mama setel waktu saya kecil, semacam Knife by Rockwell dan Easy by The Commodores. Suara vokalisnya bagus, ga cempreng, nyanyinya ga berlebihan, bahkan sampai pronounciation-nya pun oke. Jadi kudos banget buat band yang main di Shabugram tanggal 11 Januari 2020 sekitar jam 7 malam. You guys are cool!
Ga terlalu lama dari kita duduk, kompor-kompor berdatangan. Di Shabugram ini kompornya ga dipajang di meja. Jadi kalau ga ada yang makan ya mejanya kosongan aja. Kita langsung sibuk menata kompor-kompornya, bagaimana enaknya posisinya. Ga lama setelah itu, makanan pilihan kita yang tadi abis ditimbang datang. Yang bikin kita takjub adalah makanan yang tadi kita pilih itu dirapikan ditata lagi di piring loh! Padahal tadi pas ambilnya asal taro aja di baskom kecil yang disediakan.
Piring pertama yang bulat dibawah ini isinya jamur-jamur, crab stick, fish cakes, dan cumi punya adik saya. Waw ternyata dia sangat doyan seafood haha sedangkan saya dan suami anti seafood kalau rebus-rebus. Waktu pas ambil di bawah itu semuanya gelondongan aja. Sampai di kita sudah dipotong-potongin dan ditata rapi.
Lalu, dibawah ini adalah pesanan saya dan suami, yang mana isinya cuma sayur pakcoy, kembang tahu, daging dan bakso. Ini pas ambil juga dagingnya asal ambil dan main taro aja gitu di baskomnya. Pas diantar ke kami, baksonya sudah dipotong dua semua dan dagingnya sudah dirapikan selembar-selembar.
Nah piring terakhir ini makanan yang diambil papa dan mama saya yang memang lebih menerapkan makan sehat dibanding anak-anaknya haha. Jadi lebih banyak sayurnya dibanding dagingnya. Papa juga pesan nasi putih sih soalnya emang papa tidak terlalu doyan segala macam mie.
Dan yang terakhir ini adalah daging yang sudah dimarinade dengan bumbu dari Shabugram-nya.
Waw Shabugram, makanan-makanan yang ditata ulang dan dipotong-potong jadi bite-sized ini adalah keputusan yang bagus! Dan jadi lebih semangat aja gitu makannya kalau lihat makanannya ditata cantik begini. I really, really appreciate the effort.
Nah, untuk kuahnya, adik saya pesan yang Shabugram soup, saya dan suami serta mama papa pesan yang original (kaldu biasa). Waktu kali kedua kami makan, mereka sudah punya rasa kuah lain yaitu tomyum dan satu lagi yang super pedas.
Habis kuahnya datang, kami langsung sibuk cebur-ceburin semua makanannya. Kecuali mie sih karna saya dan suami ga suka mie yang terlalu lembek. Jadi kami selalu agak belakangan masukkin mie-nya. Atau kalau udah dimasukkin pun buru-buru diangkat lagi supaya tidak terlalu lembek.
Rasa kaldunya oke nih. Apalagi setelah dimasukkan bakso dan daging, jadi makin kerasa kuahnya. Enaknya pas dan ga berlebihan. Saya sempat icip juga punyanya adik saya yang Shabugram soup. Beda sama tom yum gitu, Shabugram soup ini lebih ke kuat rasa dan wangi rempahnya dan tidak seasam tom yum.
Daging yang dipanggangnya pun rasanya enak. Walaupun marinade nya cuma sebentar, tapi rasa saos BBQ nya lumayan berasa. Kalau dipanggang agak lama, lemaknya jadi lebih kering dan garing. Dan saya sih senang aja dikasih tambahan bawang bombay dan bawang putih.
Overall, Shabugram ini rasa kuahnya cukup enak dan pas.Daging panggangnya pun enak sebagai pelengkap makan. Dagingnya ga ada yang berbau, sayur-sayurannya pun masih segar. My only concern about the taste is kalau sudah terlalu lama kuahnya jadi lebih asin rasanya.
Concern saya lainnya adalah mangkoknya kecil banget. Disini mangkoknya dikasih yang biasanya untuk makan sup. Kalau sup ayam atau sup jagung kan komponen makanannya kecil-kecil. Kalau ini kan bakso, jamur, sayur gitu besar-besar, jadi lebih penuh. Ambil bakso aja udah penuh mangkoknya. Apalagi kalau ditambah mie. Saya akhirnya ambil dua mangkok deh, satu untuk mie, satu untuk makanan lainnya.
Untuk minum kan tempat refillnya ada di lantai bawah saja. Kemarin dua kali kesana itu saya selalu tanya waktu mau bayar dan selalu dijawab kalau mau refill atau nambah minum ya harus ke bawah. Saya tanya bisa disediakan di pitcher ga katanya ga bisa. Tapi anehnya, dua kali datang ini dua kali dua kalinya dibawakan es teh tawar di pitcher ke meja, padahal sebelumnya dijawab ga bisa. Rancu ya, tapi makasih banget loh sudah disediakan! Saya sih super senang disediakan 🙂
Overall,
Shabugram ini lumayan oke untuk makan shabu-shabu/rebus-rebusan. Sayur dan dagingnya segar-segar, pilihannya beragam, dan rasa kuahnya pun oke. Apalagi kalau datangnya pas lagi hujan gitu, makan disini bakal enak karena tempatnya bagus dan yaampun makan yang kuah-kuah hangat gitu pas ujan enak kan? Sok lah yang di Bogor cobain 🙂
—
Shabugram
Jl. Raya Jakarta-Bogor No.147, Cibuluh, Kec. Bogor Utara,
Kota Bogor
Jawa Barat
16158
You must be logged in to post a comment.