Di seri terakhir dari ‘What I Love and Hate’ mengenai tempat saya tinggal atau pernah tinggal, saya akan membahas mengenai kota yang saat ini sedang saya tinggali : Bandung. Semua tau dong kota ini? Apalagi orang Jakarta ya kan, yang setiap Sabtu-Minggu selalu bikin macet *sinisme tingkat tinggi*. Padahal ga semua yang bikin macet orang Jakarta sih, tapi memang kebanyakan plat nomornya B, gimana dong. LOL, I better stop generalizing.
Anyway, let’s get to the point, yang saya suka dari Bandung:
- The food & the restaurants
YAS. Dimana-mana banyak banget kan makanan yang ada embel-embel ‘Bandung’ nya? Batagor Bandung, siomay Bandung, brownies Bandung, dan lain-lain. Kebayang kan, tinggal di kotanya? Disini, selain makanannya oke, restaurant nya pun bagus-bagus. Kalau di Bandung sini, restaurant itu umumnya berbentuk ‘rumah makan’, bukan satu petakan ‘tempat makan’ di mall gitu. Dari yang cantik, urban, sampai yang private dan sengaja secluded pun ada. Jadi kalau bingung ke Bandung mau ngapain, restaurant hoping itu seru banget. - Udaranya
Masih dingin! Apa itu tidur pake AC, ga pake AC aja subuh-subuh narikin selimut, kedinginan, hahaha. Kalau pagi-pagi naik ojek, kan helm nya suka-suka bapak driver nya aja ya. Karena malas bawa helm sendiri, ya cuma bisa terima aja bapaknya bawain helm kaya apa. Suatu kali saya dapat yang helm nya ga ada kacanya. Berhubung angin pagi Bandung itu dingin, waktu sampe di kantor muka udah kaku-kaku 😂 - The city is beautiful
Untuk ini, kudos to Ridwan Kamil yang hobi banget mempercantik kota. Taman dimana-mana, trotoar dibagusin, bahkan dibuatin tempat duduk yang ada mejanya. Taman-tamannya juga bagus banget, ada patung-patung dinosaurus, lah. Ada (semacam) jembatan gantung nya, lah. Ranting-ranting pohon-pohon besar digantungi bunga-bunga. Banyak deh, hal-hal kecil yang membuat kota ini cantik.
What I hate :
- Less job opportunities
Ini sih iya banget. Sama seperti di kota-kota lain selain Jakarta, peluang kerja itu susah. Kalau ada pun umumnya bayarannya di bawah hitungan gaji di Jakarta. Padahal di kota ini banyak Universitas ternama seperti ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Parahyangan, dan lain-lain loh. Wahai kalian mahasiswa-mahasiswa, bukalah lapangan kerja di Bandung. - Traffic (kaya di Bogor, side eye-ing at you Jakarta people who come on the weekends/holidays!)
Apalagi kalau ke daerah wisata seperti Lembang atau Dago, wah kita sih biasa menyerah langsung, haha. Kalau menurut bapak Gojek yang saya tumpangi, hari Sabtu dan Minggu itu banyaknya orderan Go Food. Banyak orang yang malas keluar di weekend karena macet, jadi banyak yang instead of keluar makan, pesan makan aja. Jadi kebanyakan mobil di Bandung hari Sabtu dan Minggu itu platnya bukan D. - Intoleran terhadap ojek online
Secara, saya itu pengguna setia transportasi online, terutama ojek. Di Bandung sini, jarang sekali driver ojek online yang memakai atribut nya (jakat ataupun helm). Karena banyak daerah-daerah yang ojek pangkalannya masih ga terima dan suka memberhentikan ojek-ojek online. Berdasarkan cerita driver-driver, kalau kena dicegat ojek pangkalan, handphone akan disita dan baru dikembalikan seminggu atau bahkan sebulan setelahnya. Jadi selain tidak pakai atribut, mereka juga harus pintar-pintar cari jalan.
Tapi pada intinya Bandung ini kota yang enak untuk ditinggali, terutama karena udaranya yang masih sejuk. Plus makanannya yang enak-enak. Hidup disini agak santai, ga kaya di Jakarta yang semua itu serba dikejar-kejar. Dikejar-kejar karir, dikejar-kejar jam karena macetnya bikin telat atau bakal bikin telat, dikejar-kejar kerjaan karena kerjaan di Jakarta itu umumnya demanding. Jadi so far, saya sih enjoy banget tinggal disini 🙂
Series ini akan selesai disini karena saya belum pindah lagi. Tapi saya akan buat series-series selanjutnya karena ternyata nulis post berseri begini seru juga 🙂
See you in the next series, peeps!
In another related post : What I Love & Hate : Jakarta
NB : Featured image for this post is taken at Jalan Braga, Bandung.
You must be logged in to post a comment.