Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta, Dimana Sejarah dan Budaya Jawa Dilestarikan

Winston Churchill, prime minister dari Inggris yang membawa negaranya memenangkan Perang Dunia kedua, pernah bilang kalau :

A nation that forgets its past has no future

Banyak cara untuk mempelajari sejarah suatu bangsa. Salah satunya adalah dengan mengunjungi museum-museum yang memang dibangun untuk tujuan tersebut. Namun bagi saya dan suami, mengunjungi suatu museum tanpa tahu konteks dan alurnya membuat kami hilang fokus. Lihat kesana, kesini, baca cerita ini sedikit, baca cerita itu sedikit, dan berakhir pada ilmu tambahan yang sedikit-sedikit juga. Maka dari itu kami senang sekali begitu tahu harga tiket masuk di Museum Ullen Sentalu ini sudah beserta guide, dan memang diwajibkan.

Baca juga : Jepara : Kota Asal Ibu Kita Kartini [Road Trip Kemerdekaan 2018 Part 3]

Terletak di daerah Kaliurang di kaki Gunung Merapi, Yogyakarta, udara di sekitar Museum Ullen Sentalu ini masih adem. Harga tiket masuknya adalah Rp 40.000,00 per orang. Harga tersebut termasuk guide dan jamu yang akan disajikan di tengah tur. Dan ada larangan untuk tidak boleh foto-foto begitu tur dimulai. Awalnya kami agak sangsi kalau tur museum ini akan seru karena larangan ini. Apalagi kami saya suka sekali foto-foto. Tapi berhubung sudah sampai di tempat dan spot khusus foto yang disediakan juga kelihatannya oke, akhirnya kami tetap beli tiket dan menunggu giliran.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Ternyata, banyak juga orang-orang yang penasaran dan membeli tiket. Jadi untuk masuk ke dalam museumnya, kita akan disusun dalam satu grup yang terdiri dari 20 orang yang akan ditemani satu pemandu. Durasi tur di dalamnya sekitar 40 menit.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Waktu kemarin kami kesana, berhubung ramai maka perkiraan kami menunggu giliran sekitar 15-20 menit. Saya dan suami sempatin juga ke bagian depan museum lagi untuk foto.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta
Pintu masuk museum

Setelah menunggu sekitar 15 menit, rombongan kami pun dipanggil untuk bersiap masuk dan memulai tur. Setelah terkumpul semua maka kami pun masuk dan sudah ditunggu oleh pemandu kami bernama Mbak Rosa.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Berhubung sudah masuk dan tur sudah dimulai, maka kami pun sudak masuk area tidak boleh foto-foto. Jadi dari sini saya ceritakan secara tertulis aja ya. Titik kumpul dan bertemu dengan pemandu kami Mbak Rosa adalah yang terlihat seperti hutan dibalik kaca di foto atas. Setelah itu baru kita masuk ke ruangan pertama. Memang agak sulit mengingat-ngingat apa saja yang sudah kami lihat dan dapatkan dari tur museum ini apalagi tidak ada fotonya. But I’ll try my best, dan ditambah dengan riset di Google juga tentunya.

Yang paling pertama dijelaskan adalah asal-usul museum. Museum ini didirikan oleh keluarga Haryono dan diresmikan pada tahun 1997Nama Ullen Sentalu sendiri merupakan akronim dari Bahasa Jawa “ULating bLENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku”, yang artinya adalah “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Blencong sendiri adalah alat penerangan untuk pertunjukan wayang pada masa lampau yang menggunakan bahan bakar minyak kelapa.

Selanjutnya, di Ruang Seni dan Gamelan kami dapat melihat gamelan yang dipamerkan beserta lukisan-lukisan Gusti Raden Ayu Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Kusumawardhani atau lebih dikenal dengan nama Gusti Nurul sedang menari berbagai jenis tarian. Salah satunya adalah lukisan Serimpi Sari Tunggal yang menggambarkan sosok Gusti Nurul yang sedang menari Serimpi Sari Tunggal pada resepsi pernikahan Putri Juliana di Belanda pada 1937 di istana Noordeinde, Belanda. Menariknya, iringan gamelan untuk menarinya dibawakan dari Solo dan disiarkan langsung melalui radio SRV.

Keluar dari ruangan tersebut, kami dibawa melewati lorong bernama Guwo Selo Giri (Gua Batu Gunung) yang terletak tiga meter dibawah permukaan tanah. Gua ini sengaja dibuat menyerupai gua masa silam atau bunker bangunan modern dengan struktur seluruhnya mirip bangunan candi, yaitu terdiri dari batu andesit yang dibiarkan terbelah tanpa polesanDi sepanjang lorong terdapat banyak foto-foto dan lukisan anggota kerajaan Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta, beserta juga silsilahnya yang disusun dengan rapi. Tour guide kami, Mbak Rosa, menerangkan masing-masing foto/lukisan dengan seru. Apalagi ditambah cerita-cerita trivia yang bikin kami makin ga bosen mengikuti ceritanya. Kedua kerajaan ini berasal dari Kerajaan Mataram yang kemudian terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono dan Kasunanan Surakarta yang dipimpin oleh Sri Susuhunan Pakubuwono.

(sumber gambar)

Berikut gambaran dari lorong Guwo Selo Giri yang saya temukan di halaman Facebook-nya Museum Ullen Sentalu sendiri.

Banyaknya foto-foto dan lukisan-lukisan anggota kerajaan Kesultanan dan Kasunanan membuat saya belajar banyak tentang budaya kerajaan di Jawa ini. Dan yang pasti bikin saya penasaran untuk meriset lebih lanjut mengenainya. Salah satu yang paling menarik adalah kalau dulu itu kunci penyimpanan benda-benda pusaka dipegang dan dijaga oleh Permaisuri. Maka banyak lukisan dan foto disini yang memperlihatkan permaisuri sedang memegang kunci.

Fun fact, katanya Sri Sultan Hamengkubuwono punya panggilan nama bule yaitu Hengky. Sedangkan untuk Sri Susuhunan Pakubuwono, nama panggilan bulenya adalah Bobby.

Selanjutnya, tur dilanjutkan dengan memasukin Kampung Kambang yang dibangun menyerupai kampung rumah orang Kalang yang tinggal di ibukota kuno Mataram Kini atau Mataram Islam periode Pertama dengan jalanan sempit menyerupai gang dan dibuat berkelak-kelok menyerupai struktur labirin Minoan. Ini rentan tersesat banget kalau ga ngikutin tour guide-nya. Di Kampung Kambang sendiri banyak ruangan-ruangan yang didedikasikan untuk memperlihatkan barang-barang, kehidupan tokoh atau peristiwa tertentu.

Ada yang disebut dengan Ruang Syair, yang mana berisi puisi-puisi karya Gusti Raden Ajang Koes Sapariyam atau lebih dikenal dengan nama Tineke. Syair-syair, puisi-puisi, dan surat balas-berbalas merupakan karya beliau, kerabat, dan para sahabatnya baik dari dalam maupun luar negeri yang ditulis dari tahun 1939-1947. Syairnya cantik-cantik sekali, tapi saya ga sempat menyalin dan tidak boleh foto juga.

Ada juga ruangan Royal Room Ratu Mas, suatu ruangan khusus dipersembahkan untuk Ratu Mas, permaisuri dari Sunan Pakubuwono X. Disini dipamerkan foto-foto, lukisan-lukisan, dan juga barang pribadi. Mulai dari kain batik, dodot pengantin, aksesori, sampai topi modern. Dari ruangan ini kita bisa melihat bahwa permaisuri adalah orang yang modis.

Salah satu ruangan lainnya adalah ruangan yang khusus diperuntukkan untuk Gusti Raden Ajeng Siti Noeroel Kusumawardhani atau Gusti Nurul, yaitu Ruang Putri Dambaan. Kalau merasa familiar, karena Gusti Nurul ini yang waktu awal banget masuk museum sudah ada lukisannya sedang menarikan tarian Serimpi Sari Tunggal untuk Putri Juliana di Belanda. Beliau ini cantik sekali. Di ruangan ini banyak foto-foto beliau dan setiap melihat fotonya selalu masih merasa beliau ini cantik sekali.

Gusti Nurul adalah putri tunggal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII dari permaisurinya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer. Ayah Gusti Noeroel adalah seorang ningrat dari Solo yang beristrikan putri dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Ibu Gusti Noeroel adalah puteri ke-12 Sultan Hamengku Buwono VII. Saking cantiknya, Gusti Nurul ini menjadi primadona di kota Solo dan didambakan banyak tokoh negara, sebut saja Sutan Sjahrir, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sampai Presiden Soekarno pun katanya mendambakan beliau. Namun, Gusti Nurul punya prinsip bahwa ia tidak akan menikah apabila dipoligami. Beliau kemudian memutuskan untuk menerima pinangan seorang militer berpangkat letnan kolonel yang bernama RM Soerjo Soejarso.

Ruangan ini diresmikan oleh Gusti Nurul pada ulang tahunnya yang ke delapan puluh satu.

Selain khusus untuk cerita para tokoh, ada juga ruangan-ruangan yang ditujukan untuk memamerkan batik-batik khas Yogyakarta dan Surakarta, yaitu Ruang Batik Vorstendlanden dan Ruang Batik Pesisiran. Disini dijelaskan perbedaan antara batik asal Yogyakarta dan Surakarta, salah satunya adalah dari warnanya. Batik Yogyakarta memiliki warna dasar putih, sedangkan batik Surakarta warna dasarnya adalah coklat. Selain itu juga dijelaskan banyak filosofi dari masing-masing batik. Misalnya, batik Truntum yang diciptakan oleh Kanjeng Ratu Kencana (Permaisuri Sunan Paku Buwana III) bermakna cinta yang tumbuh kembali.

Selanjutnya, kita dibawa ke ruangan terakhir yaitu Sasana Sekar Bawana, dimana dipamerkan beberapa lukisan raja Mataram, dan patung tata rias penangi Yogyakarta. Di tempat ini disediakan juga kursi untuk duduk sementara Mbak Rosa membawakan minuman jamu Ratu Mas. Katanya, minuman dengan bahan alami ini bisa memberi kesehatan dan awet muda. Minumannya sendiri berwarna coklat, dengan campuran sedikit rasa jahe, gula merah, dan menurut saya sih ada sedikit rasa godokan daun sirih. Saya suka sekali minuman ini. Untungnya suami mah ga suka jamu sama sekali. Jadi saya bisa kebagian dua gelas hehe.

Setelah itu kami dibawa ke ruangan terakhir dimana ada dua patung yang saling berhadapan dari masing-masing ujung ruangan. Salah satunya adalah patung seorang penari yang sedang memegang cermin.

 

Selesai dari ruangan terakhir, kami dibawa ke halaman di luar yang memang dikhususkan untuk foto-foto. Di halaman ini ada replika relief Candi Borobudur yang digantung dan sengaja dipasang miring sebagai simbol prihatin terhadap kaum muda yang sudah mulai tidak perduli dengan budaya dan sejarah yang ada.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Sambil menunggu gantian foto-foto, kami juga sempat berfoto di halaman ini. Karena di sampingnya ada koridor dan di belakangnya ada kolam ikan yang cantik.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Habis dari halaman ini tur pun selesai. Dan kami berjalan menuju pintu keluar. Tapi sebelum pintu keluar pun masih ada halaman lagi yang cantik juga untuk foto-foto. Dan dari sini juga ada akses menuju Restoran Beukenhof.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta
Menuju Restoran Beukenhof

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Setelah keluar dari sinilah kami baru benar-benar selesai tur Museum Ullen Sentalu ini. Seru banget turnya, 40-50 menit ga kerasa sama sekali karena tur dibawakan dengan seru. Kudos untuk pemandu kami, Mbak Rosa. Dan banyak juga ilmu-ilmu yang bisa didapat dari kunjungan kali ini. Terutama tentang sejarah dan tokoh-tokoh di kerajaan Kesultanan dan Kasunanan.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Sampai di tempat parkir, langsung pulang kah? Ngga dong haha. Tim pantang pulang sebelum jajan mana suaranyaaa?

Jadi kebetulan di depan mobil kami persis ada seorang ibu yang berjualan. Saya beli wajit, Mama beli kerupuk mie, dan adik saya nyobain yang disebut dengan jadah tempe. Kalau di Bahasa Sunda, ‘jadah’ ini kasar ya artinya. Tapi jadah tempe ini adalah tempe bacem yang diapit oleh ketan putih. Literally, it’s a ketan and tempe burger.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

heytheregrace.com | Makan Jadah Tempe di Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta
Jadah tempe

heytheregrace.com | Makan Jadah Tempe di Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

 

Overall,

Kunjungan ke Ullen Sentalu ini so exciting, so educating, dan pengalaman di dalamnya worth the entry price banget. I would totally recommend to visit this museum to anyone that’s visiting Yogyakarta. Take a little time to visit this museum and learn a lot about our culture and history.

heytheregrace.com | Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta

Enjoy and adios!

—-

Museum Ullen Sentalu

Jl. Boyong No.KM 25
Kaliurang Barat, Hargobinangun, Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta
55582

References:

Website Resmi Museum Ullen Sentalu – Arsitektur

Website Resmi Museum Ullen Sentalu – Sejarah

Wikipedia – Blencong

Wikipedia – Museum Ullen Sentalu

Kompasiana – Mengupas Sejarah Kraton di Ullen Sentalu

kuttabku.com – Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Islam Lengkap Dengan Nama Pendiri, Letak, Peninggalan serta Silsilah Raja-Raja dari Kesultanan Mataram

unair.ac.id – Musem Ullen Sentalu Jogjakarta

sejarahlengkap.com – Sejarah Museum Ullen Sentalu Yogyakarta Terlengkap

repyssa.blogspot.com – Ullen Sentalu, Dimana Seni Budaya Jawa dan Alam Menyatu

liburmulu.com – Museum Ullen Sentalu, Museum Kebudayaan Jawa Di Yogyakarta

catperku.com – Mesin Waktu Itu Bernama Ullen Sentalu



1 thought on “Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta, Dimana Sejarah dan Budaya Jawa Dilestarikan”