Saya dan suami sudah lama banget ga liburan berdua aja. Terakhir itu waktu honeymoon jalan-jalan ke Singapura habis nikah tahun lalu. Abis itu sempat ada sih jalan-jalan bareng keluarga beberapa kali. Tapi beda ya, kalau jalan-jalan berdua itu lebih santai dan melepas penat. Kalau ramean soalnya banyak kepala yang harus dipusingin, haha. Enak sih tetep namanya juga jalan-jalan. Tapi liburan cuma berdua itu dapet banget arti ‘liburan’ dan melepas penatnya. Jadi waktu kita tau bakal ada long weekend tanggal 1 sampai 3 Juni kemarin, kita sudah kepikiran buat liburan berdua aja. Tapi banyak banget galaunya, haha. Dari galau tujuannya mau kemana, atau apa mending ajak teman atau keluarga ya, dan lain-lain. Tapi pada akhirnya kita memutuskan untuk liburan berdua aja ke Pangandaran. Dan terus book hotel, tapi itu udah H-2 hahaha.
Gara-gara udah H-2, akhirnya kita ga kebagian harga yang oke buat hotel incaran kita yaitu Laut Biru. Yang udah pernah ke Pangandaran pasti tau banget hotel yang ini, haha. Akhirnya kita browsing lagi dan bongkar-bongkar Agoda, Traveloka, Mister Aladin dan sejenisnya dan dapat harga yang pas dan hotel yang keliatannya oke disini : Hotel Emerald. Letaknya di pantai timur Pangandaran. Buat yang belum tahu, Pangandaran memiliki semenanjung atau peninsula yang ujungnya merupakan cagar alam. Di bagian leher dari semenanjung ini terdapat banyak hotel, salah satunya adalah Hotel Emerald ini.
Untuk hotelnya saya review terpisah ya, baca : Pengalaman Menginap di Hotel Emerald Pangandaran
Jadi kita berangkat dari Bandung jam 8, dengan perkiraan sekitar 6 jam di jalan. Tapi ternyata jalanan lancar jaya sejaya-jayanya, jadi hanya butuh 5 jam untuk sampai Pangandaran. Mungkin karena lagi bulan puasa kali ya, jadi jalanannya lebih sepi. Tapi berhubung kita berdua non-Muslim, jam 11-12 kita mulai cari makan di jalan, yang sulit banget ternyata huhu. Mulai dari sekitar Tasikmalaya kebanyakan pada tutup tempat makannya. Untungnya, begitu sampai di Pangandaran, di sebelah kanannya ada KFC di salah satu ruko-rukonya. KFC saved our lives. Oh ya, biaya masuknya Rp. 65.000,00 untuk mobil dan orangnya. Pangandaran ini daerah terpadu gitu, jadi kita bayar di gerbang untuk masuknya.
Day 1 : Jalan Sore di Pantai & Makan di Rasa Sayang
Habis makan, sampai di hotel, kita tidur dulu haha. Ini semua gara-gara tamu tidak diundang saya yang datang perbulan dan bikin sakit *sigh*. Sekitar jam 4, sudah mulai segar dan perut sudah ga sakit lagi, kita memutuskan buat jalan-jalan di pantai yang dekat. Berhubung tempat kita menginap ada di leher semenanjungnya, ke pantai dekat sekali baik yang barat atau yang timur, tinggal jalan kaki aja.
Pantainya sendiri ga terlalu ramai dan ombaknya cuma semeliwir, jadi pas banget buat jalan-jalan santai atau kalau ada anak kecil untuk main. Ada yang bawa guguk malah, jadi menyesal ga ajak Sam-sam.
Baca : Meet Sam, the Cutest Little Thing On Earth
Awalnya emang ada rencana mau ajak sih, tapi takut ga boleh di tempat nginepnya. Ternyata setelah tanya-tanya, ada beberapa hotel yang bolehin bawa anjing kecil, salah satunya Laut Biru, tapi waktu kemarin kita tanya sih katanya harus book nya yang family room. Jadi kalau ada rencana ajak anabul (anak bulu -red), coba ditelpon dulu hotelnya, siapa tau boleh.
Ternyata, pantainya lebih bersih dari yang saya ingat. Mungkin karena dulu mah kalau ke Pangandaran selalu pas lebaran kali ya, yang mana banyak yang datang pakai truk terbuka, jadi seingat saya pantainya coklat gitu. Tapi kali ini ngga. Pasirnya memang warnanya coklat tua, tapi airnya jernih. Terus pada tau ga sih di Pangandaran itu ada rusa? Terakhir kesana saya cuma ketemu satu rusa, sih. Tapi kali ini pas main di pantai kita kedatangan gerombolan rusa yang lari-lari ke pantai buat main air. Beneran main air, lari-lari ke pantai ramean, lari-lari di air nya terus balik lagi aja gitu ke daratan. Lucuk banget.
Kita kesana waktu matahari mau terbenam, jadi pas banget buat foto-foto, scenery nya langsung cantik dimanapun fotonya. Dan banyak tempat cantik buat foto loh ternyata. Bisa dicek juga buat jadi tempat prewedding.
Baca : I Got Married!!
Terus sekitar jam 5an setelah puas jalan-jalan dan foto-foto, kita memutuskan buat ngaso sejenak di CFC. Iya, ada CFC literally di depan pantainya, haha. Kita pesen Calblend Float (orange juice atau sirup jeruk plus es krim), dan sundae. Enak banget loh panas-panas minum sirup jeruk dingin ternyata, haha. Sayangnya saya lupa foto, huh. Abis itu jam 6 kurang kita langsung cus buat makaaan. Kita makan di ‘Rasa Sayang’, ini restoran yang memang sangat terkenal buat seafood nya. Jadi proses nya itu kita boleh pilih-pilih seafood nya di depan, ditimbang, terus kita pesan mau dimasak saos apa.
Berhubung hubby ga makan seafood selain udang, dan saya lagi malas makan ikan, jadi kita cuma pesan udang. Pilihan masaknya ada : saos tiram, mentega, telur asin. Kita pilih udang saos mentega. Lalu kita tambah sama kangkung dan mie goreng polos. Nasi putihnya pesan 1,5 saja.
Udah ngiler belum? Haha, ini enak banget soalnya. Jam 6 kita datang sih belum rame sama sekali, eh tapi pas kita pulang itu semua meja terisi, full. Soalnya memang enak dan beken banget ini. Totalnya kita habis Rp 135.000,00 untuk makanan pesanan kita yang diatas itu plus dua es teh manis.
Day 2 : Naik Perahu, Cagar Alam, Pasir Putih, dan Es Podeng
Hari kedua, kita bangun pagi buat sarapan di hotel (review hotelnya bisa dibaca disini). Abis itu balik lagi ke kamar buat beres-beres dan langsung berangkat lagi, tujuan awalnya sih mau ke Pantai Pasir Putih lewat cagar alam. Seperti tempat wisata pantai pada umumnya, kita ditawarin naik perahu. Jadi instead of lewat cagar alam, kita naik perahu langsung ke tempatnya. Harga yang ditawarin Rp. 30.000,00 per orang sudah termasuk tiket lewat cagar alam. Karena kita pikir oh yaudah dan cagar alam mah bisa pas baliknya lagi aja lewat cagar alam, jadi kita memutuskan buat naik perahu.
Si bapak yang mengantar kita di perahu sambil cerita soal pemandangan di sekitar waktu di laut menuju Pantai Pasir Putih, sebelah kanan ada apa dan sebelah kiri ada apa. Sambil ngelucu pula, jadi saya yang awalnya agak skeptis soal naik perahu jadi merasa lebih rileks. Beliau menawarkan buat antar kita lihat-lihat naik perahu lebih jauh, ada 5 objek lagi yang bisa dilihat katanya, dengan biaya Rp. 250.000, 00 untuk berdua (termasuk tiket cagar alam dan Rp. 60.000,00 yang tadi). Terus kita tergoda dong, hahaha. Kayanya lumayan seru untuk lihat-lihat ujung dari Pantai Pangandaran ini.
Objek pertama dari trip naik perahu tambahan ini adalah monumen kapal Viking berbendera Nigeria yang ditenggelamkan Bu Susi. Beritanya bisa dibaca disini. Kapal ini adalah kapal negara asing yang berlaut tanpa ijin dan menangkap ikan-ikan di wilayah Indonesia. Setelah diledakkan, kapal ini memang sengaja dikaramkan di dekat Pantai Pasir Putih Pangandaran sebagai monumen.
Yang selanjutnya namanya Batu Mandi. Kumpulan bebatuan karang ini juga tidak jauh tempatnya dari Pasir Pantai Putih, dan sering terlihat nelayan menangkap udang juga disini.
Lalu kita juga diajak melihat Goa Karang Bolong yang letaknya tidak jauh juga. Berdasarkan info dari My Pangandaran, goa ini bisa dilewati oleh kapal, tapi kemarin kita memang cuma bisa menikmati dari jauh.
Yang selanjutnya kita diajak memutari Cagar Alam untuk melihat Batu Layar. Cagar Alam di Pangandaran ini lumayan besar, tapi tidak semua dibuka untuk umum. Batu Layar sendiri terletak di ujung Cagar Alam. Dan berdasarkan info, karang besar inilah yang memecah gelombang tsunami di Pangandaran dulu sehingga tidak sampai ke daratan.
Info menarik lainnya adalah kalau di Pangandaran ini setiap bulan Muharam, pada Kamis Wage menjelang Jumat Kliwon, ada acara adat yang dinamakan Hajat Laut, yang dimaksudkan sebagai ucapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki serta keselamatan terhadap para nelayan. Next time boleh nih kayanya datang untuk lihat prosesi ini.
Setelah selesai, kita sengaja minta turun di Pantai Pasir Putih buat duduk-duduk, foto-foto, dan santai-santai. Disini, seperti namanya, pasirnya literally putih dan cantik banget jadi banyak foto-foto disini.
Di sebelah kiri dari pantai ini ada jalan ke cagar alamnya yang naik tangga dulu. Jadi kita bisa juga melihat view pantai ini dari atas.
Habis itu pulangnya bisa jalan kaki aja lewat cagar alamnya, sekalian liat-liat. Terakhir ke cagar alamnya waktu saya masih SD, udah lama sekali. Awal mau pulang masih PD, topi dan tas masih dipakai. Terus kebetulan pas kita mau turun menuju cagar alam, ada seorang bapak yang bilang hati-hati sama topi dan apapun yang kita pakai dan pegang, karena monyet yang ada di cagar alamnya lumayan nakal dan jago mencuri. Lalu ada beberapa orang lain yang tiba di belakang bapaknya yang mengiyakan, bahkan katanya monyetnya sampai menggelantung di tas gemblok mereka loh! Akhirnya seram sendiri dan semua bawaan dimasukkan ke tas. Tips dari hubby yang dulu sempat tugas kantor nun jauh di tempat yang dikelilingi hutan yang banyak monyetnya : jalan yang berisik, kepruk-kepruk ke lantai supaya monyetnya kaget dan takut. Lalu kalau ada tongkat, baik itu tongkat kayu atau tongsis sekalipun, dipegang aja untuk menghalau. Tapi jangan malah sengaja ada monyet ga berdosa lalu dipukul ya!
Habis itu kita rencana awalnya sih mau makan Mie Acip, tapi penuh banget dan ga kebagian tempat. Akhirnya kita memutuskan untuk pulang ke hotel dulu, bersih-bersih dan mandi. Berhubung di hotel lagi sepi kolam renangnya, hubby memutuskan untuk berenang. Saya sih lagi halangan huhu sedih banget ya. Padahal di kolamnya disediakan floaties yang lagi happening itu loh, bentuknya flamingo. Ternyata susah banget ya buat naik floaties ini, hubby terjungkal berkali-kali sebelum berhasil naik haha.
Habis berenang-berenang masih sore dan sambil nunggu Mie Acip buka lagi masih lama, kita lanjut ingin coba es podeng yang super rame di depan Hotel Laut Biru. Ini dari dulu loh, selalu ramai. Es podeng dan ada bakso juga. Tapi berhubung kita mau mengosongkan perut untuk makan malam nanti, kita memutuskan untuk beli es podengnya aja. Satu cup es podeng harganya Rp. 10.000,00.
Rasanya sih seperti es podeng pada umumnya, hahaha. Tapi berhubung ini di pantai dan panas, makan es podeng ini berbeda kesan dan ademnya.
Setelah itu kita garing banget nunggu Mie Acip bukanya, cuma duduk doang di parkiran Hotel Laut Biru yang ada di sebrangnya sambil main game Jurrasic World Alive. Setelah hampir jamuran nungguin, akhirnya Mie Acip nya buka sekitar jam 6.30. Kita beli yamin asin bakso dan yamin asin pangsit. Selain itu di Mie Acip ini juga ada mie bakso juga, bedanya dengan yamin adalah kalau mie bakso tuh kuahnya disatuin. Ini mie enak loh anyway, tahun lalu kita makan Mie Acip juga waktu ke Pangandaran. Ini kita sampai sengaja nungguin dia buka. Soalnya Mie Acip ini buka pagi sampai sore, lalu malam kira-kira jam setengah 7 baru buka lagi. Dan kita jam 6 udah nungguin, haha. Abis makan kita ke hotel, tidur, dan beres-beres untuk pulang.
Day 3 : Pulang
Day 3 mah ga seru, cuma sarapan terus langsung pulang, haha. Kita udah rencana mau berangkat pagi supaya bisa sampe Bandung nya masih siang menuju sore supaya bisa jemput Sam-sam, kasihan udah dititip 3 hari. Dan udah kangen juga kitanya hehe. Overall liburan kali ini cukup refreshing untuk kita, it’s not bad at all. Dan kalau yang hobi foto-foto, disini pantainya layak foto juga loh. Asal jangan pas lagi ramai sekali aja. Mungkin bisa dicoba seperti kita, kesananya waktu masa puasa 🙂
Artikel wisata yang ok punya, saat Acara liburan yang mengasikkan di Pantai Pangandaran dan sekitarnya..